DAFTAR ISI
Kata pengantar.................................................................................................................. 2
Defenisi social….............................................................................................................. 3-4
Perilaku menyimpang…................................................................................................... 5
Masalah masalah social…............................................................................................. 5-7
Cara penyelesaian masalah social dalam
masyarakat…......................................... 7-8
Cara pemerintah mengatasi maslah social….............................................................. 8
Hambatan dalam mengatasi masalah social…............................................................ 8
Kesimpulan….................................................................................................................... 9
Daftar pustaka…............................................................................................................... 10
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan
rahmat, serta nikmat diantaranya adalah nikmat sehat, sehingga Penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah Pancasila dengan ruang lingkup pembahasan Masalah
Sosial dan Pemecahaannya.Adapun tujuan dibuatnya tugas makalah ini selain untuk
mendapatkan nilai tugas tetapi juga agar dapat meminimalkan masalah-masalah
sosial .
Banyak kesulitan
dan hambatan yang Penulis hadapi dalam membuat tugas makalah ini tapi dengan
semangat yang Penulis lakukan serta dorongan, arahan, bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak sehingga Penulis mampu menyelesaikan Tugas Makalah ini dengan
baik,oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak
yang telah banyak membantu.
Penulis menyadari
bahwa tulisan ini belum sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca. Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembelajaran kita semua.
SOSIAL
Definisi Sosial dapat berarti kemasyarakatan.
Sosial adalah keadaan dimana terdapat kehadiran orang lain. Kehadiran itu bisa
nyata anda lihat dan anda rasakan, namun juga bisa hanya dalam bentuk
imajinasi. Setiap anda bertemu orang meskipun hanya melihat atau mendengarnya
saja, itu termasuk situasi sosial. Begitu juga ketika anda sedang menelpon,atau chatting (ngobrol)
melalui internet. Pun bahkan setiap kali anda membayangkan adanya orang lain,
misalkan melamunkan pacar, mengingat ibu bapa, menulis surat pada
teman,membayangkan bermain sepakbola bersama, mengenang tingkah laku buruk di depan orang,semuanya itu termasuk sosial.
Sekarang, coba anda ingat-ingat situasi dimana anda betul-betul sendirian. Pada
saat itu anda tidak sedang dalam pengaruh siapapun. Bisa dipastikan anda akan
mengalami kesulitan menemukan situasinya. Jadi, memang benar kata Aristoteles,
sangfilsuf Yunani, tatkala mengatakan bahwa manusia adalah mahluk sosial,
karena hampir semua aspek kehidupan manusia berada dalam situasi sosial.Apakah tindakan sosial?Tindakan sosial
adalah bagian dari perilaku sosial. Oleh sebab itu mula-mula harus
didefinisikan dulu apa yang dimaksud dengan perilaku
sosial. Perilaku social adalah perilaku yang terjadi dalam situasi sosial,
yakni bagaimana orang berpikir, merasa dan bertindak karena kehadiran orang
lain. Pertama, berpikir dalam situasi sosial. Apa yang anda pikirkan
ketika bertemu seseorang bertubuh tinggi besar, berewokan, berkulit hitam
legam, bermantel tebal? Apa yang anda pikirkan saat kekasih anda
mengingkari janji? Apa yang anda pikirkan saat teman anda mendapatkan
promosi kenaikan jabatan? Apapun yang ada dalam benak anda , anda pasti
memikirkan!Kedua, merasa dalam situasi sosial. Harus diakui, sebagian besar
situasi sosial melibatkan perasaan. Coba anda bayangkan kembali perasaan
anda saat berada dalam situasi sosial tetentu.Apa yang anda rasakan saat
membayangkan sang kekasih? Apa yang anda rasakan saatmenyaksikan pembunuhan
sadis? Apa yang anda rasakan saat bertemu dengan orang yang pernah
mencelakai anda?Ketiga, bertindak dalam situasi sosial. Inilah langkah kongkret
anda yang bisa dilihat oranglain dalam situasi sosial. Mungkin anda menolong orang yang jatuh dari
sepeda motor.Mungkin anda mengajak
bersalaman dan berkenalan dengan orang yang baru anda
temui.Mungkin anda memaki orang yang menyusahkan anda. Mungkin anda menyebarkan
kebohongan. Mungkin anda mendatangi undangan pernikahan, atau yang lainnya.
Sangat beragam bentuk-bentuk tindakan sosial manusia.Tindakan sosial
sangat dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan atau emosi. Tidak ada tindakan sosial
yang terjadi tanpa pengaruh keduanya. Oleh karena
itu, meskipun makalah ini
khususmembahas tindakan sosial manusia, baik pikiran maupun emosi yang mempengaruhi tindakan sosial
juga akan dikupas secara berbarengan.Apakah situasi-situasi sosial manusia?Apa
yang dimaksud sosial telah dibahas diatas, yakni adanya kehadiran orang lain
baik secaranyata maupun imajiner. Jika lebih diperinci, maka terdapat
sekurangnya empat bentuk situasisosial. Pertama, adanya kehadiran orang lain
yang dapat diindra namun tanpa interaksi.Misalnya anda pergi ke perpustakaan. Disana duduk seseorang yang
sedang membaca sendirian. Pada saat itu tidak ada interaksi apapun. Si dia
bahkan mungkin tidak menyadari kalau anda ada disana.
Namun sepanjang anda menyadari kehadirannya,
maka itu disebutsituasi sosial karena kehadiran orang itu secara otomatis telah
mempengaruhi anda
Sebelumnya anda merasa sendirian, lalu anda
tidak lagi merasa sendirian. Boleh jadi anda juga membuat penilaian
tentangnya berdasarkan penampilannya. Mungkin anda menilainya kutu buku
jika berkacamata tebal dan tekun di depan buku.Banyak situasi sosial terjadi
tanpa interaksi seperti diatas, namun pengaruhnya nyata bagianda. Anda melihat
orang naik mobil ngebut di jalan raya, anda lantas memaki dalam hati.Anda
melihat pengemis di kejauhan, anda lantas merasa kasihan padanya. Anda
mendengar ada suami istri bertengkar dijalan, lantas anda menyimpulkan
mereka bukan pasangan berbahagia.Kedua, adanya kehadiran orang lain yang
dapat diindra dan ada interaksi dengannya. Istilah lainnya adalah interaksi
sosial. Misalnya anda saling melambaikan tangan atau mengklakson pada
seseorang yang naik motor berplat daerah sama. Anda mengobrol bersama orang
lain.Anda bermain sepak bola bersama tim. Anda menghadiri pesta, dan lainnya.
Umumnya orang menganggap yang dimaksud situasi sosial adalah hanya
interaksi sosial ini, meski tentu saja interaksi sosial hanyalah bagian
dari situasi sosial.Ketiga, imajinasi akan adanya kehadiran orang lain.
Termasuk dalam tipe ini adalah jika anda melamunkan kekasih, membayangkan
sedang berada dirumah bersama saudara, atau mengingat kenangan-kenangan
anda bersama seseorang atau kelompok orang. Pendek kata,semua lamunan,
khayalan dan ingatan tentang orang lain yang mempengaruhi anda tercakup didalamnya.Bagaimana
dengan mimpi? Dalam mimpi seseorang mengingat atau mengkhayalkan seseorang.
Namun demikian, mimpi tidak bisa dimasukkan dalam kategori sosial karena merupakan
keadaan tidak sadar. Anda tidak bisa memprogram untuk mimpi persis sepertiyang
anda inginkan layaknya memutar video.Keempat, adanya kehadiran orang lain
melalui media tertentu yang anda ketahui dan kehadirannya mempengaruhi anda.
Misalnya anda membaca surat dari ayah anda, lantas anda menangis. Anda melihat
berita pesawat garuda terbakar hebat di Jogja, lalu berpendapat
naik pesawat tidak aman. Anda mendengar berita pemerkosaan lantas
anda mengira-ngira pelakunya. Anda membaca di koran bahwa Dewi Yul
bercerai, lantas anda menduga-duga sebabnya. Banyak sekali situasi sosial
terjadi dalam tipe ini.Apakah yang dimaksud interaksi sosial?Interaksi sosial
adalah keadaan dimana seseorang melakukan hubungan saling berbalas
respondengan orang lain. Aktivitas interaksinya beragam, mulai dari saling
melempar senyum,saling melambaikan tangan dan berjabat tangan, mengobrol,
sampai bersaing dalam olahraga.Termasuk dalam interaksi sosial adalah chatting
di internet dan bertelpon atau saling smskarena ada balas respon antara minimal
dua orang didalamnya.Berdasarkan sifat interaksi antara pelakunya, interaksi
sosial dibedakan menjadi dua, yakniinteraksi yang bersifat akrab atau pribadi
dan interaksi yang bersifat non-personal atau tidak akrab. Dalam interaksi
sosial akrab terdapat derajat keakraban yang tinggi dan adanya ikatanerat antar
pelakunya. Hal itu mencakup interaksi antara orangtua dan anaknya yang
salingmenyayangi, interaksi antara sepasang kekasih, interaksi antara suami
dengan istri, atauinteraksi antar teman dekat dan saudara.Sebagian besar
interaksi sosial manusia adalah interaksi sosial tidak akrab. Umumnyainteraksi
dalam situasi kerja adalah interaksi tidak akrab. Termasuk juga ketika anda
mengobrol dengan orang yang baru saja anda kenal.
Perilaku menyimpang
Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut
pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan
seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan
dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.[1]
Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai
dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun demikian di tengah
kehidupan masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak
sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat, misalnya
seorang siswa menyontek pada
saat ulangan, berbohong, mencuri, dan mengganggu siswa lain.
Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat
disebut deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut devian (deviant).
Kebalikan dari perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak menyimpang yang
sering disebut dengan konformitas. Konformitas adalah
bentuk interaksi sosial yang di dalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.
Masalah-masalah
Sosial
Blumer (1971) dan
Thompson (1988) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan masalah sosial adalah
suatu kondisi yang dirumuskan atau dinyatakan oleh suatu entitas yang berpengaruh
yang mengancam nilai-nilai suatu masyarakat sehingga berdampak kepada sebagian
besar anggota masyarakat dan kondisi itu diharapkan dapat diatasi melalui
kegiatan bersama. Entitas tersebut dapat merupakan pembicaraan umum atau
menjadi topik ulasan di media massa, seperti televisi, internet, radio dan
surat kabar.
Jadi yang
memutuskan bahwa sesuatu itu merupakan masalah sosial atau bukan, adalah
masyarakat yang kemudian disosialisasikan melalui suatu entitas. Dan tingkat
keparahan masalah sosial yang terjadi dapat diukur dengan membandingkan antara
sesuatu yang ideal dengan realitas yang terjadi (Coleman dan Cresey, 1987).
Contohnya adalah
masalah kemiskinan yang dapat didefinisikan sebagai suatu standar tingkat hidup
yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau
segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku di
masyarakat yang bersangkutan (Suparlan, 1984)
Dan untuk
memudahkan mengamati masalah-masalah sosial, Stark (1975) membagi masalah sosial
menjadi 3 macam yaitu :
(1) Konflik dan
kesenjangan, seperti : kemiskinan, kesenjangan, konflik antar kelompok,
pelecehan seksual dan masalah lingkungan.
(2) Perilaku
menyimpang, seperti : kecanduan obat terlarang, gangguan mental, kejahatan,
kenakalan remaja dan kekerasan pergaulan.
(3) Perkembangan
manusia, seperti : masalah keluarga, usia lanjut, kependudukan (seperti
urbanisasi) dan kesehatan seksual.
Salah satu penyebab utama timbulnya masalah
sosial adalah pemenuhan akan kebutuhan hidup (Etzioni, 1976). Artinya jika
seorang anggota masyarakat gagal memenuhi kebutuhan hidupnya maka ia akan
cenderung melakukan tindak kejahatan dan kekerasan. Dan jika hal ini
berlangsung lebih masif maka akan menyebabkan dampak yang sangat merusak
seperti kerusuhan sosial. Hal ini juga didukung oleh pendapatnya Merton dan
Nisbet (1971) bahwa masalah sosial sebagai sesuatu yang bukan kebetulan tetapi
berakar pada satu atau lebih kebutuhan masyarakat yang terabaikan.
Dengan menggunakan asumsi yang lebih
universal maka “tangga kebutuhan” dari Maslow dapat digunakan yaitu pada
dasarnya manusia membutuhkan kebutuhan fisiologis, sosiologis, afeksi serta
aktualisasi diri, meskipun Etzioni (1976) menjelaskan bahwa masyarakat berbeda
antara satu dengan yang lain terkait dengan cara memenuhi kebutuhan hidupnya.
Karena seorang individu pada dasarnya merupakan hasil “bangunan” budaya dimana
individu itu tumbuh.
Hadley Cantrill (dalam Etzioni, 1976)
melakukan penelitian di 14 negara dengan menanyakan harapan, aspirasi dan
pangkal kebahagian kepada masyarakat di 14 negara tersebut diantaranya Brazil,
Mesir, India, Amerika Serikat dan Yugoslavia. Hasilnya adalah hampir semua
responden menyatakan bahwa faktor ekonomilah yang menempati urutan teratas
terkait dengan harapan, aspirasi dan kebahagian bila dibandingkan dengan
unsur-unsur lainnya.
Sebab lain adalah karena patologi sosial,
yang didefinisikan oleh Blackmar dan Gillin (1923) sebagai kegagalan individu
menyesuaikan diri terhadap kehidupan sosial dan ketidakmampuan struktur dan
institusi sosial melakukan sesuatu bagi perkembangan kepribadian. Hal ini
mencakup : cacat (defect), ketergantungan (dependent) dan kenakalan
(delinquent).
Para penganut perspektif patologi sosial pada
awalnya juga beranggapan bahwa masalah sosial dapat dilakukan dengan cara
penyembuhan secara parsial berdasarkan diagnosis atau masalah yang dirasakan.
Tetapi akhirnya disadari bahwa penyembuhan parsial tidak mungkin dilakukan
karena masyarakat merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan permasalahan
bersifat menyeluruh.
Jika ruang lingkup masalah patologi sosial
lebih mikro dan individual, maka dari perspektif “disorganisasi sosial”
menganggap penyebab masalah sosial terjadi akibat adanya perubahan yang cukup
besar di dalam masyarakat seperti migrasi, urbanisasi, industrialisasi dan
masalah ekologi
Dengan memperhatikan perbedaan lokasi suatu
daerah, Park (1967), menemukan bahwa angka disorganisasi sosial dan timbulnya
masalah sosial yang tinggi ada pada wilayah yang dikategorikan kumuh akibat
arus migrasi yang tinggi, dan hal ini diperkuat dengan pendapat Faris dan
Dunham (1965), bahwa tingkat masalah sosial lebih tinggi di pusat kota secara
intensitas dan frekuensi dibandingkan daerah pinggiran.
Disamping itu industrialisasi-pun (selain
memberikan dampak yang positif) juga memberikan dampat yang negatif pada suatu
masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh Mogey (1956) menjelaskan bahwan
pertumbuhan industri kendaraan bermotor di kota Oxford menjadikan biaya hidup
di kota tersebut menjadi tinggi yang pada akhirnya akan mendorong buruh
menuntut peningkatan upah kerja.
Perlu ditambahkan juga disini, bahwa masalah
sosial tidak hanya karena kesalahan struktur yang ada di dalam masyarakat atau
kegagalan sistem sosial yang berlaku namun juga dari tindakan sosial yang menyimpang
atau yang dikenal sebagai “perilaku menyimpang” yaitu menyimpang dari status
sosialnya (Merton & Nisbet, 1961).
Misalkan seseorang yang sudah tua bertingkah
laku seperti anak-anak atau orang miskin bertingkah laku seperti orang kaya dan
lainnya. Dengan demikian, seseorang itu disebut berperilaku menyimpang karena
dia dianggap gagal dalam menjalankan kehidupannya sesuai harapan masyarakat.
Namun demikian, Heraud (1970) membedakan lagi jenis perilaku menyimpang ini,
apakah secara statistik, yaitu berlainan dengan kebanyakan perilaku masyarakat
secara umum ataukah secara medik, yang lebih menekankan kepada faktor “nuture”
atau genetis.
Ketidakmampuan seseorang dalam melakukan
transmisi budaya juga dapat menyebabkan permasalahan sosial. Cohen dalam bukunya
“Delinquent Boys : The Culture of the Gang” (1955) memaparkan hasil
penelitiannya. Ia memperlihatkan bahwa anak-anak kelas pekerja mungkin
mengalami “anomie” di sekolah lapisan menengah sehingga mereka membentuk budaya
yang anti nilai-nilai menengah. Melalui asosiasi diferensial, mereka meneruskan
seperangkat norma yang dibutuhkan melawan norma-norma yang sah pada saat
mempertahankan status dalam ‘gang’nya.
Sebagai negara berkembang yang memiliki
tingkat populasi yang sangat tinggi, Indonesia memiliki segudang masalah sosial
yang sangat kompleks. Harus diakui bahwa tidak mudah untuk menyelesaikan
masalah sosial Indoensia karena dibutuhkan konsep serta pelaksanaan yang sangat
matang. Masalah sosial Indoensia berakar dari hal - hal yang sangat krusial, seperti
kemiskinan, kesehatan, dll. Oleh karena itu, pemerintah harus bisa dengan
cermat menyelesaikan masalah sosial Indonesia dengan cara membereskan akar dari
permasalahan - permasalahan sosial tersebut.
Berikut ini adalah
beberapa masalah sosial Indonesia:
1. KEMISKINAN
Kemiskinan merupakan sebuah masalah krusial
yang mengakibatkan munculnya masalah - masalah sosial yang lain. Kesenjangan
sosial di Indonesia semakin parah. Yang kaya terlihat menjadi semakin kaya,
sedangkan yang miskin semakin kesulitan untuk sekedar memenuhi kebutuhan pokok
mereka. Masalah sosial ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Namun, secara
mayoritas, negara - negara di wilayah Asia mengalami permasalahan yang sama
tentang kemiskinan ini
2. KEJAHATAN
Tingginya angka kejahatan di suatu wilayah
dipicu oleh tingginya tingkat kemiskinan di wilayah tersebut pula. Terlebih
disaat menjelang Ramadhan dan lebaran, tingkat kejahatan meningkat dengan
drastis karena para penjahat menjadi lebih nekat untuk melakukan aksi
kejahatan.
3. TENAGA KERJA
Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang
tinggi membuat Indonesia harus menghadapi permasalahan tenaga kerja berupa
tingginya tingkat pengangguran. Jumlah tenaga kerja usia produktif yang tinggi
tidak diimbangi dengan jumlah ketersediaan lapangan pekerjaan.
4. MASALAH KEPENDUDUKAN
Tingginya jumlah populasi di Indonesia
menyebabkan munculnya berbagai macam masalah serius lainnya. Oleh karena itu,
pemerintah berusaha untuk menyelesaikan masalah kependudukan ini dengan
menjalankan beberapa program, diantaranya adalah menggalakkan KB, sensus
penduduk, e-KTP, dll. Semua program tersebut dijakankan dengan tujuan supaya
pemerintah memiliki data kependudukan yang valid sehingga bisa memudahkan
pemerintah dalam mengambil keputusan untuk menangani masalah - masalah
kependudukan.
5. PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Indonesia merupakan negara yang menarik bagi
para pengedar narkoba. Hasil studi terakhir menunjukkan bahwa anak anak
usia SD dan SMLTP di Indonesia ternyata sebagai pemakai aktif narkoba. Bahkan beberapa
kali berita tertangkapnya pemakai narkoba di dalam rutan yang melibatkan
petugas sipir telah berhasil menjadi headline surat kabar lokal dan nasional.
Cara Penyelesaian
Masalah Sosial dalam masyarakat
Pengangguran dapat menyebabkan kemiskinan, dan
selanjutnya menimbulkan
kejahatan dan permusuhan atau pertikaian dalam masyarakat. Hal ini merupakan
masalah sosial yang harus kita atasi. Pemerintah selalu berusaha mengatasi berbagai
persoalan sosial dengan peran serta tokoh masyarakat, pengusaha, pemuka agama,
tetua adat, dan Iain-Iain. Berbagai cara yang dapat dilakukan oleh berbagai pihak
dalam membantu mengatasi masalah sosial antara lain :
A. Menjadi orang tua asuh bagi anak sekolah yang kurang mampu.
B.Tokoh agama memberikan penyuluhan tentang keimanan dan moral dalam
menghadapi persoalan sosial.
C. Para pengusaha dan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan lain ikut
memberikan beasiswa.
D. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM)
membantu dalam berbagai bidang dimulai dengan penyuluhan sampai bantuan
berupa materi.
E. Lembaga-lembaga dari PBB seperti UNESCO, UNICEF, dan WHO memberikan
bantuan kepada pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah sosial.
F. Para dermawan yang secara pribadi banyak memberi bantuan kepada
masyarakat sekitarnya berupa materi.
G. Organisasi pemuda seperti karang taruna yang mendidik dan mengarahkan
para remaja putus sekolah dan pemuda untuk berkarya dan berusaha mengatasi
pengangguran.
H. Perguruan tinggi melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan
berbagai penyuluhan.
kejahatan dan permusuhan atau pertikaian dalam masyarakat. Hal ini merupakan
masalah sosial yang harus kita atasi. Pemerintah selalu berusaha mengatasi berbagai
persoalan sosial dengan peran serta tokoh masyarakat, pengusaha, pemuka agama,
tetua adat, dan Iain-Iain. Berbagai cara yang dapat dilakukan oleh berbagai pihak
dalam membantu mengatasi masalah sosial antara lain :
A. Menjadi orang tua asuh bagi anak sekolah yang kurang mampu.
B.Tokoh agama memberikan penyuluhan tentang keimanan dan moral dalam
menghadapi persoalan sosial.
C. Para pengusaha dan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan lain ikut
memberikan beasiswa.
D. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM)
membantu dalam berbagai bidang dimulai dengan penyuluhan sampai bantuan
berupa materi.
E. Lembaga-lembaga dari PBB seperti UNESCO, UNICEF, dan WHO memberikan
bantuan kepada pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah sosial.
F. Para dermawan yang secara pribadi banyak memberi bantuan kepada
masyarakat sekitarnya berupa materi.
G. Organisasi pemuda seperti karang taruna yang mendidik dan mengarahkan
para remaja putus sekolah dan pemuda untuk berkarya dan berusaha mengatasi
pengangguran.
H. Perguruan tinggi melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan
berbagai penyuluhan.
CARA PEMERINTAH MENGATASI MASALAH SOSIAL
a. Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
b. BOS diberikan kepada siswa-siswa sekolah mulai dari sekolah dasar
sampai tingkat SLTA.Tujuannya untuk meringankan biaya pendidikan.
c. Pemberian
Bantuan Langsung Tunai (BLT)
d. BLT diberikan kepada masyarakat miskin yang tidak berpenghasilan
sebagai dana kompensasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
e. Pemberian Kartu Askes
f. Bagi keluarga miskin pemerintah memberikan kartu Askes untuk berobat ke puskesmas atau rumah sakit yang ditunjuk dengan biaya
ringan atau gratis.
g. Pemberian Beras Untuk Masyarakat Miskin (Raskin)
h. Pemberian bantuan pangan dari pemerintah berupa beras dengan
harga yang sangat murah.
i. Pemberian Sembako
d. BLT diberikan kepada masyarakat miskin yang tidak berpenghasilan
sebagai dana kompensasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
e. Pemberian Kartu Askes
f. Bagi keluarga miskin pemerintah memberikan kartu Askes untuk berobat ke puskesmas atau rumah sakit yang ditunjuk dengan biaya
ringan atau gratis.
g. Pemberian Beras Untuk Masyarakat Miskin (Raskin)
h. Pemberian bantuan pangan dari pemerintah berupa beras dengan
harga yang sangat murah.
i. Pemberian Sembako
C. Hambatan dalam Mengatasi Masalah Sosial
a.
bantuan pangan lainnya berupa sembako, dengan harga murah.
b. Berbagai bantuan dari pemerintah kadang-kadang tidak tepat
sasaran. Contohnya orang yang mampu justru mendapat dana
bantuan sedangkan yang miskin tidak mendapat dana bantuan.
c. Kurang disiplinnya petugas dalam menyalurkan bantuan pemerintah.
d. Terdapat pihak-pihak yang menyalahgunakan bantuan dari
pemerintah maupun luar negeri.
e. Kurang adanya kerja sama dari masyarakat yang mengalami masalah
sosial terhadap bantuan yang diberikan pemerintah.
f. Penyuluhan maupun pelatihan keterampilan yang diberikan kepada
masyarakat kadang-kadang tidak ditanggapi sebagaimana mestinya.
g. Ada pihak-pihak yang kurang peduli dalam masalah-masalah bantuan sosial.
b. Berbagai bantuan dari pemerintah kadang-kadang tidak tepat
sasaran. Contohnya orang yang mampu justru mendapat dana
bantuan sedangkan yang miskin tidak mendapat dana bantuan.
c. Kurang disiplinnya petugas dalam menyalurkan bantuan pemerintah.
d. Terdapat pihak-pihak yang menyalahgunakan bantuan dari
pemerintah maupun luar negeri.
e. Kurang adanya kerja sama dari masyarakat yang mengalami masalah
sosial terhadap bantuan yang diberikan pemerintah.
f. Penyuluhan maupun pelatihan keterampilan yang diberikan kepada
masyarakat kadang-kadang tidak ditanggapi sebagaimana mestinya.
g. Ada pihak-pihak yang kurang peduli dalam masalah-masalah bantuan sosial.
KESIMPULAN
Pendidikan menjadi kunci pemecahan masalah-masalah
kehidupan sosial.Seorang individu yang siap menerima perubahan tidak akan
menimbulkan goncangan pribadi, dan otomatis tidak menjalar menjadi permasalahan
sosial yang kompleks.Masyarakat Indonesia sekarang memasuki era pragmatisme,
konsumerisme dan hedonismedengan berbagai variable dan agregat yang bertubrukan
satu sama lain serta ada nilai-nilaisekuler, tradisional, dan fundamentalisme
agama yang belum berhasil tersublimasikan.Jika gagal dalam proses sublimasi,
maka akan terjerumus dalam kekacauan nilai-nilai sosialyang tidak berbentuk.
Rekomendasi
Bangsa Indonesia diharapkan akan menemukan karakter baru
bangsa yang dapat menopang pembentukan peradaban moderen Indonesia menggantikan
nasionalisme tradisional yangtidak pernah menawarkan suatu agenda komprehensif
organisasi sosio ekonomi.
Untuk mencari bagaimana solusi terbaiknya dalam mengatasi
suatu masalah sosial yang tumbuh danatau berkembang dalam suatu komunitas
memang t idaklah mudah, karena apa pun solusi itu semuanya akan tetap
tergantung pada apa akar penyebabnya.
Daftar pustaka
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
OPINI | 06 July 2009
0 komentar:
Posting Komentar